Selasa, 05 April 2016

B I G

Sampai pada fakta ia telah berada pada kemungkinan terburuk, dalam perjalanan pulang ia masih berharap, bahwa kabar yg akan ia dengar adalah kabar yang indah..

Tapi fakta tetap fakta

marah gelisah entah

dan akhirnya ia berserah
meskipun airmata nya terus mengalir basah

- Kamu hebat dan kamu benar benar hebat
adalah ketika km melepaskan
saat ia sangat ingin pergi
dan melihat nya bahagia dari kejauhan-

itulah kasih

tenanglah
ini klise, tapi badai pasti berlalu
tenanglah
gadis titanium
hidup telah menempamu dengan kuat
untuk tetap hebat
walau dlm kondisi sesulit ini

Yaa Allah Yaa Rahman Uaa Rahiim

Senin, 04 April 2016

17.30 - Dia tak lagi pulang

Siang itu Aliana, seperti biasanya memutuskan untuk tetap di rumah sepulang sekolah. Ia mulai merapikan kamarnya dan mengeluarkan buku-buku pelajaran dari tas merahnya. Tas yang persis seperti milik kakaknya, karena ayah Aliana selalu membelikan barang yang sama untuk dia dan kakaknya. Mereka satu sekolah, hanya selisih dua tahun, dengan tinggi yang sama namun dengan kegemaran yang sangat berbeda. Setelah semua tertata rapi, Aliana membuka jendela untuk melihat saudara-saudaranya bermain. Mereka tertawa Aliana pun tertawa, selalu seperti itu. Yah selalu seperti itu.
Tiap sore tiba, saudara-saudara Aliana bersendau gurau sambil menyalakan televisi. Namun Aliana memilih untuk menarik kursi, duduk di balik rongga-rongga jendela. Menanti seseorang pulang. Melihat jam lalu kembali mengintip dari balik pintu. Menanti seseorang pulang.  Ibunya.

Saat itu, 17.30, terkadang motor berhenti, terkadang becak yang berhenti, taksi berhenti, atau terkadang berjalan kaki, ibunya pulang.

17.30.
Jiwaku lepas..
Memelukmu dalam haru biru..
Walaupun ragaku tetap disini..
Menyapamu dengan senyuman saja..
Dan tanpa kau tau, saat mataku menangkap raut wajahmu, aku merasakan isi hati dan pikiranmu
 Isi hati dan pikiranmu tidak sebahagia aku. Aku. Yang begitu bahagia melihat kepulanganmu..

Aliana hanya sedikit tersenyum. Lalu ia berjalan di belakang ibunya. Mencoba menangkap aroma lelah dari seragam coklat yang melekat, yang selalu Aliana rindukan. Mereka berjalan beriringan, tak jarang Aliana sengaja menyamakan langkah kaki kecilnya, mengikuti gerakan tubuh ibunya. Berjalan. Beriringan. Pelan. Menuju depan televisi.Ibunya tak pernah tau, sudah berapa lama Aliana menunggu. Di balik pintu. Namun bagi Aliana,  semakin lama ia menunggu, semakin ia begitu bahagia saat melihat ibunya, pulang..

17.30
Aku belajar tersenyum, meski apapun keadannya, saat yang lain merengek meminta apa yang mereka inginkan kepada orang tua mereka..
Kebahagiaan adalah melihat wajahnya yang senang. Karena sungguh itu begitu jarang kulihat..
Aku belajar menjadi penurut, meski apapun keadaannya, karena aku takut, menambah dalam kesedihannya..
Kesedihan yang entah apa.. entah karena apa..

Dan malam ini Aliana menutup pintu setelah sejak 17.30 tadi ia duduk sendiri.. menengok rongga jendela  beberapa kali.. Namun tak pernah ada yang kembali, yang ia nanti..

-
Seseorang mungkin merasa lelah, atas apa yang ia alami, hingga ia mencoba mengambil jalan untuk bahagianya sendiri, tanpa berfikir bahwa ia adalah sumber kebahagiaan bagi seseorang lainnya, yang ia tinggalkan.. Antara ia tak tau, atau.. tak mau tau..
Kemudian ia berubah, menutup setiap masa lalu dan menganggap jalannya kini adalah yang terbaik, tanpa berfikir seseorang pada masa lalunya yang menjadikannya sebagai nafas kebahagiaan, tak pernah berubah, memilih untuk tetap membuka pintu, menengok rongga-rongga masa lalu, berharap ada doa yang membawa mereka kembali..pada 17.30, esok hari..
-

Miss you M!

Minggu, 23 Maret 2014

Mata yang Tidak Pernah Berbohong

Apapun itu..
Mata tidak pernah berbohong..

Sore kemarin ketika Aliana mencoba menemui kekasihnya untuk sebuah senyuman, ia mendapati sang kekasih bahkan tak ingin melihatnya.
Aliana mencoba tetap tersenyum menyapa.
Di atas segala permasalahan yang menimpa hubungan mereka, satu hal yang Aliana tak pernah bisa hindari, rasa bahagia berlebihan yang secara natural menyeruak dari dalam hatinya, menghiasi tarikan sudut matanya hingga menjadi raut berbinar-binar di wajahnya, saat melihat kekasih yang dicintainya itu di hadapannya.
Namun perasaan itu mengerucut menjadi tanda tanya, saat sang kekasih dengan nada rendah tanpa intonasi bertanya, "Mau apa kamu disini?"
Dan bahkan sebelum Aliana sempat berkata-kata, sang kekasih telah pergi dari hadapannya, meninggalkan Aliana termangu saja, diselimuti langit sore yang berubah menjadi senja.
Dan sosok itu menjauh, menyatu bersama lalu lalang kendaraan di jalan raya..Terbenam dan pergi.
Dalam keadaan itu, hati Aliana begitu pedih.
Mungkin itu saat terakhir Aliana bisa berjumpa dengan kekasihnya, atau sampai kapan lagi entah.
Karena sejak saat itu, sampai beberapa hari setelahnya Aliana tidak mendengar kabar apapun tentang kekasihnya. Tepatnya, Aliana tak bisa menemukan kabar apapun dari kekasihnya, karena telah begitu keras Aliana mencoba menghubungi sekedar untuk mendengar suara laki-laki itu saja, tapi tidak bisa.
Di balik segala permasalahan dalam hubungan mereka, Aliana menyimpan pengharapan yang dalam untuk dapat merasakan masa-masa indah itu lagi. Tertawa, menghabiskan waktu bersama, bertemu untuk sekedar makan sosis, berbagi, berbelanja kemudian memasak bersama dan segala indah yang telah mereka jalani.
Tak ada rasa benci sedikitpun dari dalam hati Aliana, karena sore itu, saat Ia ditinggalkan begitu saja di balik remang-remang senja, bukan kebencian pula yang ia lihat dari mata kekasihnya. Sorot mata itu, menyimpan begitu banyak kesedihan. Sorot mata kekecewaan. Sorot mata ingin lepas dari suatu masalah. Mungkin, ada hal yang Aliana tidak ketahui atau belum bisa pahami, mengapa kekasihnya memutuskan untuk pergi. Mungkin, ada banyak hal yang kekasihnya ingin pendam sendiri saja.
Dan sore itu, Aliana beranjak pergi dengan doa yang begitu dalam, dipanjatkannya berulang, sepanjang jalan pulang, berharap orang yang ia cintai itu baik-baik saja. Dalam doa yang begitu dalam, Aliana memohon supaya suatu saat nanti-entah kapan, Ia diberi kesempatan lagi oleh Tuhan, untuk memandang sepasang mata itu lagi. Untuk bertemu sepasang mata itu lagi. Dan menjadikan sorotnya lebih bersinar, seperti saat itu, saat malam di Pastagio..

Senin, 17 Oktober 2011

PENERAPAN PSAK 46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK TANGGUHAN

Pendahuluan
Masalah yang timbul dalam akuntansi untuk pajak penghasilan adalah bahwa standard atau aturan yang digunakan dalam pelaporan akuntansi, dalam hal ini adalah Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan seringkali tidak sama atau bertentangan dengan peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia dalam menentukan Laba atau penghasilan kena pajak.
Dalam hal perbedaan tersebut, ada yang bersifat sementara (temporary different) dan ada yang bersifat tetap (Permanent different). Atas perbedaan tersebut harus dilakukan suatu tahapan yang disebut rekonsiliasi fiskal, sehingga pada akhirnya dapat diketahui laba fiskal perusahaan. Perbedaan tetap adalah merupakam suatu konsekwensi yang harus diterima bahwa hal tersebut harus dikeluarkan dari laporan laba rugi karena secara fiskal atau berdasar peraturan pajak tidak dapat dibebankan atau bukan merupakan penghasilan.
Berbeda dengan perbedaan tetap, perbedaan sementara baik secara standard akuntansi maupun peraturan perpajakan boleh diakui, hanya saja waktu pengakuannya yang berbeda, tetapi pada akhirnya mempunyai nilai yang sama.
Sebelum diberlakukan PSAK no. 46, banyak perusahaan yang mengabaikan perbedaan tersebut. Menurut pendekatan ini, beban pajak penghasilan dalam laporan keuangan dicatat sebesar pajak yang dihitung dalam SPT periode bersangkutan. Metode ini disebut Metode Tanpa Alokasi.

Keterkaitan Dengan PSAK 46
  Sejak Januari 1995 dengan diberlakukannnya PSAK No. 16, maka perusahaan diperkenankan untuk memilih :
  1. Menghitung pajak penghasilannya dengan menyajikan selisih efek perhitungan tersebut dari Pajak Penghasilan yang terutang menurut ketentuan perpajakan sebagai akibat adanya perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan beban (untuk tujuan akuntansi dan pajak) di dalam neraca sebagai ”Pajak Penghasilan yang Ditangguhkan”. Metode ini disebut Metode Penangguhan
  2. Melakukan perhitungan secara akuntansi dan secara pajak, adapaun selisih antara kedua metode tersebut tidak akan disajikan dalam neraca.Metode ini sebagai mana disebutkan diatas disebut dengan Metode Tanpa Alokasi. Hal ini berakibat bahwa Neraca belum dapat dikatakan sebagai suatu laporan tentang posisi atau keadaan keuangan suatu perusahaan secara lengkap.

  PSAK 46 mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam :
  1. Mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan dan periode mendatang untuk hal hal sebagai berikut :
                a. Pemulihan nilai tercatat aktiva dan pelunasan nilai tercatat kewajiban yang disajikan di dalam neraca
                b. Transaksi atau kejadian lain dalam periode berjalan yang diakui dan disajikan didalam  laporan komersial perusahaan
  2. Pengakuan aktiva pajak tangguhan yang berasal dari sisa kerugian yang belum dikompesasikan, penyajian pajak penghasilan di dalam laporan keuangan komersial dan pengungkapan informasi yang berhubungan dengan pajak penghasilan Prinsip Dasar Akunansi Pajak Penghasilan

Prinsip Dasar Akunansi Pajak Penghasilan
  Akuntansi pajak penghasilan seperti diatur dalam PSAK 46 menggunakan dasar akrual, yang mengharuskan untuk diakuinya pajak penghasilan yang kurang dibayar atau terutang dan pajak yang lebih bayar dalam tahun berjalan.
  Secara garis besar prinsip dasar akuntansi pajak penghasilan adalah sebagai berikut :
  1) Pajak penghasilan tahun berjalan yang kurang bayar atau terutang diakui sebagai Kewajiban Pajak Kini (Hutang Pajak) sedangkan yang lebih dibayar disebut Aktiva Pajak Kini (Piutang Pajak)
  2) Konsekuensi pajak peiode mendatang yang dapat didistribusikan dengan perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai Kewajiban Pajak Tangguhan, sedangkan efek perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan sisa kerugin yang belum dikompensasikan diakui sebagai Aktiva Pajak Tangguhan.
  3) Pengukuran kewajiban dan aktiva pajak didasarkan pada peraturan pajak yang berlaku
  4) Penilaian kembali Aktiva Pajak Tangguhan harus dilakukan pada setiap tanggal neraca, terkait dengan kemungkinan dapat atau tidaknya pemulihan aktiva pajak direalisasikan dalam periode mendatang
  Perbedaan temporer yang mengakibatkan harus diakuinya aktiva dan atau kewajiban pajak tangguhan terjadi atau timbul apabila :
  1) Adanya penghasilan dan/atau beban yang harus diakui untuk penghitungan laba fiskal dan untuk penghitungan laba akuntansinya dalam periode yang berbeda
  2) Bagian dari biaya perolehan dalam suatu penggabungan usaha, yang secara substansi merupakan suatu akuisisi, dialokasi kepada aktiva atau kewajiban tertentu berdasar nilai wajarnya dan penyesuaian atau perlakuan akuntansi demikian tidak diperkenankan oleh peraturan perpajakan.
  3) Goodwill atau goodwill negatif yang timbul dalam konsolidasi
  4) Perbedaan nilai tercatat dengan dasar pengenaan pajak dari suatu aktiva atau kewajiban pada saat pengakuan awalnya.
  Perbedaan sementara timbul sebagai konsekwensi logis dari adanya perbedaan standard atau ketentuan yang berkaitan dengan pengakuan dan pengukuran atau penilaian elemen elemen laporan keuangan yang berlaku dalam disiplin akuntansi perpajakan dengan standard atau ketentuan yang berlaku dalam disiplin akuntansi keuangan.
Pengakuan dan Pengukuran
  Perbedaan dasar pengukuran dan pengakuan aktiva atau kewajiban untuk tujuan pelaporan keuangan fiskal atau perhitungan laba rugi fiskal dan pelaporan keuangan komersial atau perhitungan laba rugi akuntansi adalah salah satu sumber penyebab terjadinya perbedaan sementara.
  Menurut peraturan perpajakan, dasar pengenaan pajak dari suatu aktiva adalah jumlah yang dapat dikurangkan untuk tujuan fiskal dengan kata lain dapat diperlakukan sebagai biaya fiskal terhadap setiap manfaat ekonomi kena pajak yang akan diterima atau diperoleh perusahaan sebagai wajib pajak pada saat pemulihan nilai tercatat aktiva terkait.
  Sedangkan pada sisi kewajiban, sesuai dengan ketentuan perpajakan kewajiban adalah nilai tercatat dari kewajiban terkait dikurangi dengan setiap jumlah yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto atau diperlakukan sebagai biaya periode mendatang.
  Penentuan dasar pengenaan pajak dari aktiva dan kewajiban tidaklah mudah, karena peraturan perpajakan lebih mengutamakan pengakuan dan pengukuran pendapatan dan beban daripada pengakuan dan pengukuran aktiva dan kewajiban.Dalam akuntansi perpajakan, aktiva dan kewajiban merupakan akibat semata mata dari hasil dari pengakuan dan pengukuran pendapatan dan beban yang dilakukan sesuai dengan ketentuan pajak yang berlaku.
Penyajian Dalam LaporanKeuangan
  Sebagai metode akuntansi pajak penghasilan yang menerapkan pendekatan aktiva-kewajiban PSAK 46 mengharuskan penyajian aktiva dan kewajiban dan beban pajak penghasilan terkait di dalam laporan keuangan berdasar ketentuan sebagai berikut :
  1. Aktiva dan Kewajiban Pajak
  Didalam neraca, aktiva pajak dan kewajiban pajak harus disajikan secara terpisah dari aktiva dan kewajiban lainnya. Aktiva pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan harus juga disajikan secara terpisah dari aktiva pajak kini dan kewajiban pajak kini. Aktiva pajak kini disajikan dalam kelompok aktiva atau kewajiban tidak lancar. Didalam neraca kewajiban pajak kini di offset dengan aktiva pajak kini dan disajikan sejumlah nettonya
  2. Beban Pajak Penghasilan
  Didalam Laporan Laba Rugi, penghasilan dan biaya fiskal yang berhubungan dengan laba-rugi dari aktivitas operasi harus disajikan secara terpisah dari penghasilan atau keuntungan dan biaya atau kerugian yang berasal dari aktivitas non operasi
  3.Pajak Penghasilan Final
  Perbedaan nilai tercatat aktiva atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajak tidak boleh diakui sebagai aktiva atau kewajiban pajak tangguhan.
  4. Perubahan Tarif Pajak atau Peraturan Perpajakan
  Penyesuaian terhadap nilai tercatat aktiva pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan harus dilakukan apabila terjadi perubahan tarif atau peraturan perpajakan. Efek perubahan diakui dan disajikan didalam laporan laba rugi dalam periode terjadinya perubahan tarif atau peraturan perpajakan, sebagai komponen laba rugi dari operasi berlanjut.
Pengungkapan
1) Unsur unsur utama penghasilan dan biaya fiskal yang meliputi
            a) Penghasilan dan biaya fiskal tahun berjalan
b) Penyesuaian yang diakui pada periode berjalan atas pajak kini yang berasal dari periode sebelumnya
c) Penghasilan atau beban pajak tangguhan yang berasal dari perbedaan sementara maupun  realisasinya
d) Penghasilan atau beban pajak tangguhan yang beasal dari perubahan tarif atau peraturan  perpajakan
e) Manfaat dari rugi fiskal atau perbedaan sementara periode sebelumnya yang belum diakui  yang dapat diperlakukan sebagai pengurang beban pajak kini
f) Manfaat dari rugi fiskal atau perbedaan sementara periode sebelumnya yang belum diakui  yang dapat diperlakukan sebagai pengurang beban pajak tangguhan
g) Beban pajak tangguhan yang berasal dari penurunan nilai atau pembatalan penurunan  periode sebelumnya atas aktiva pajak tanguhan
2) Jumlah pajak kini dan pajak tangguhan yang berasal dari transaksi yang dibebenkan atau dikreditkan langsung kerekening ekuitas
3) Penghasilan dan biaya fiskal yang berasal dari pos luar biasa yang diakui dalam periode berjalan
4) Hubungan antara beban pajak penghasilan dengan laba akuntansi dalam salah satu atau kedua bentuk berikut ini :
a) Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dengan hasil perkalian laba akuntansi dengan tarif yang berlaku
            b) Rekonsiliasi antara tarif pajak efektif dan tarif pajak yang berlaku
5) Efek perubahan tarif pajak dalam tahun berjalan dengan perbandingannya dengan tarif pajak  yang berlaku pada periode sebelumnya, jika ada.
6) Jumlah perbedaan sementara yang boleh dikurangkan dan sisa kerugian yang masih dapat  dikompensasi dalam periode mendatang yang tidak diakui sebagai aktiva pajak tangguhan
7) Jumlah aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang disajikan di dalam neraca dan jumlah beban atau penghasilan pajak tangguhan yang disajikan di dalam laporan laba rugi; untuk setiap kelompok perbedaan sementara dan setiap kelompok rugi yang dapat dikompensasi dalam periode mendatang.
8) Beban pajak dari operasi yang tidak dilanjutkan atau penghentian segmen
9) Sifat bukti yang mendukung pengakuan dan penyajian aktiva pajak tangguhan
Kesimpulan
PSAK No.46 merupakan standar yang mengatur perlakuan akuntansi pajak penghasilan dengan menerapkan pendekatan neraca. Pendekatan neraca mengakui adanya kewajiban dan aktiva pajak tangguhan terhadap konsekuensi fiskal masa depan sebagai akibat adanya perbedaan waktu dan sisa kerugian yang belum dikompensasikan.
Apabila ada perusahaan belum menerapkan PSAK No.46 sehingga perubahan penerapan kebijakan yang baru menyebabkan laporan keuangan harus disajikan kembali. Dari hasil penyajian kembali tersebut diketahui bahwa penerapan PSAK No.46 mengakibatkan munculnya akun baru yaitu aktiva pajak tangguhan yang menambah jumlah aktiva perusahaan sebagai akibat dari adanya manfaat pajak tangguhan yang mengurangi beban pajak perusahaan.
Adanya manfaat pajak tangguhan juga mengakibatkan bertambahnya laba perusahaan sehingga meningkatkan ekuitas perusahaan.

Referensi :
  Perpajakan Indonesia, Valentina Sri., SE., MSi, Aji Suryo., SE., MM, UPP SMP YKPN
  Intermediate Accounting, Kieso,Weygand,Warfield, Wiley
  Prinsip Akuntansi dalam PSAK 46







Interpretasi Kasus Goodwill

Perlakuan Akuntansi Terkait dengan Goodwill Versi IFRS Dan Pengaruhnya Terhadap Dunia Usaha
 
       Goodwill Adalah kelebihana-kelebihan, keistimewaan tertentu yang dimiliki oleh perusahaan, yang oleh karenanya menjadi dinilai lebih oleh pihak lain.
       Kelebihan/keistimewaan tersebut bisa karena perusahaan memiliki reputasi manajemen yang sangat bagus, menghasilkan suatu produk unggul yang sulit dicari pesaingnya, letaknya strategis, dan lain-lain


IFRS mensyaratkan suatu perusahaan untuk menaati setiap standar efektif pada tanggal pelaporan atas laporan keuangan yang pertama sesuai dengan IFRS. Dengan memastikan perkecualian (exception) dan pengecualian (exemption) tertentu, IFRS harus diterapkan secara retrospektif. Oleh karenanya, jumlah komparatif termasuk neraca awal untuk periode komparatif, harusnya dinilai ulang dari prinsip akuntansi yang berlaku umum( generally accepted accounting principles-GAAP) ke IFRS.
Neraca IFRS awal pada tanggal transaksi seharusanya mengakui semua aktiva dan kewajiban yang pengakuannya diwajikkan oleh IFRS, tetapi tidak mengakui semua aktiva dan kewajiban yang pengakuannya tidak diperkenankan oleh IFRS.
Terkait dengan penggabungan usaha dan goodwill yang dihasilkan, jika penggabungan usaha sebelum tanggal transisi tidak dinilai ulang, maka:
      Goodwill akibat pembelian kontingen tertentu yang terjadi sebelum tanggal tansisi harus dilakukan penyesuaian.
      Setiap aktiva tidak berwujud yang diperoleh tidak berdasarkan IFRS (yang tidak memenuhi syarat sebagai goodwill ) harus diklasifikasi ulang.
      Uji penurunan nilai harus dilakukan untuk goodwill serta goodwill negatif yang ada harus dikreditkan terhadap equitas.
Sedangkan,Penentang pengakuan goodwill mengatakan bahwa harga yang dibayarkan untuk mengakuisisi seringkali ternyata didasarkan pada ekspektasi/ harapan yang tidak relistis, sehingga mengakibatkan penghapusan goodwill dimasa depan .
Kedua argumen memiliki keunggulan masing-masing. Banyak perusahaan yang mampu menghasilkan kelebihan pengembalian atas investasi mereka. Akibatnya harga saham biasa perusahaan-perusahaan ini seharusnya dijual pada tingkat premium atas nlai buku aktiva berwujud mereka.
Konsequensinya, investasi yang membeli sham biasa perusahaan semacam itu membayar untuk aktiva tidak berwujud(reputasi, merek dagang, dan sebagainya).
       Berdasarkan IFRS 3 :
      goodwill harus dikapitalisasi dan diuji untuk penurunan nilai setiap tahunnya
      Goodwill tidak diamortisasi
      Penurunan nilai goodwill merupakan beban nonkas.
       Meskipun demikian, penurunan nilai goodwill jelas mempengaruhi laba bersih. Ketika goodwill dibebankan terhadap laba pada periode sekarang, laba yang dilaporkan dalam periode kini menurun, akan tetapi laba yang dilaporkan untuk periode mendatang harusnya meningkat ketika aktiva terhapuskan atau tidak lagi diturunkan nilainya.              
Hal ini juga menyebabakan aktiva bersih dan equitas pemegang saham berkurang disatu sisi, tetapi meningkat pengembalian atas aktiva, rasio perputaran aktiva, pengembalian atas ekuitas, dan rasio perputaran equitas disisi lain.




 

Pengakuan Aktiva Tak Berwujud dalam Entitas

Pendahuluan
 
       Aktiva tidak berwujud adalah aktiva non moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lain atau tujuan administratif.
       Aktiva/Aset tidak berwujud adalah aset non moneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik.(PSAK19 parg 8.)
       Hal yang sulit ditentukan :
      keteridetifikasian,
      pengendalian sumber daya
      manfaat ekonomis di masa mendatang.

KETERSEDIAAN :
       Harus dapat dibedakan dengan jelas.
       Goodwill dalam akuisisi timbul karena sinergi antara aktiva yang diperoleh yang dapat diidentifikasi.
       Dapat dipisahkan à dapat menyewakan, dapat menjual
       Cara lain identifikasi à contoh pengalihan hak hukum.

PENGENDALIAN :
       Memiliki kemampuan untuk memperoleh manfaat ekonomis masa depan dan dapat membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomis.
       Manfaat ekonomis timbul dari pengetahuan pasar dan pengetahuan teknis
       Karyawan trampil karena program pelatihan à tidak dapat mengendalikan manfaat ekonomi masa depan.
       Pelanggan setia à karena tidak ada hak hukum untuk melindungi dan mengendalikan


MANFAAT EKONOMIS MASA DEPAN :
       Pendapatan dari penjualan
       Penghematan biaya dengan menekan biaya produksi
       Untuk menilai manfaat ekonomis masa depan, perusahaan harus menggunakan asumsi yang masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan yang merupakan estimasi terbaik manajemen atas kondisi ekonomis yang berlaku sepanjang masa manfaat aktiva tersebut 

Pengakuan dan Pengukuran

       Aktiva tidak berwujud diakui jika :
      Kemungkinan besar perusahaan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aktiva tersebut
      Biaya perolehan aktiva tersebut dapat diukur secara andal
       Diakui awalnya sebesar biaya perolehan
      Harga beli dan semua pengeluaran yang dapat dikaitkan langsung dalam mempersiapkan aktiva sehingga siap digunakan
      Jika dengan kredit à nilai tunainya
      Pertukaran saham à nilai wajar saham
      Pertukaran aktiva tidak sejenis à nilai wajar aktiva yang diterima
      Pertukuran aktiva sejenis à proses perolehan pendapatan belum selesai maka tidak diakui keuntungan dan kerugian à nilai buku aktiva yang diserahkan. Jika nilai buku lebih tinggi dari nilai wajar yang diserahkan maka ada kerugian yang diakui atau aktiva baru dicatat setelah memperhitungkan penurunan nilai.
-Goodwill yang dihasilkan di dalam perusahan (internally generated) tidak boleh diakui.
-Perusahaan tidak boleh mengakui aktiva tidak berwujud yang timbul dari riset atau dari tahap riset paa suatu proyek intern. Pengeluaran riset pada suatu proyek intern diakui sebagai beban pada saat terjadinya.
-Suatu aktiva tidak berwujud yagn timbul dari pengembangan atau dari tahap pengembangan pada suatu proyek intern diakui jika dan hanya jia perusahaan dapat menunjukkkan :
      Kelayakan teknis penyelesaian aktiva tidak berwujud tersebut dapat digunakan atau dijual
      Niat untuk menyelesaikan aktiva tidak berwujud tersebut dan menggunakannya
      Kemampuan untuk menggunakan
      Cara aktiva tersebut menghasilakan
      Tersedianya sumber daya
      Kemampuan untuk mengukur secara andal
Berikut adalah contoh-contoh Aktiva Tetap Tak Berwujud yang lumrah kita temui dalam dunia usaha :
      Hak Sewa (Lease Hold)
      Organization Cost
      Perijinan (Permit & Licences)
      Hak Patent
      Merk Dagang (Trade Mark)
      Hak Penggandaan (Copyright)
      Franchise
      Goodwill
 
Pengungkapan

       Untuk setiap golongan aktiva tidak berwujud :
      Masa manfaat atau tingkat amortisasi yang digunakan
      Metode amortisasi yang digunakan
      Nilai tercatat bruto dan akumulasi amortisasi (yang digabungkan dengan akumulasi rugi penurunan nilai)
      Rekonsiliasi antara nilai tercatat pada awal dan akhir periode
       Jika amortisasi tidak mengikuti asumsi umum, aktiva tak berwujud yang penggunaannya dibatasi, komitmen untuk memperoleh aktiva

 Referensi :
       Intermediate Accounting, Kieso, Weygandt, Walfield, 13th edition, John Wiley

       Intermediate Accounting Edisi 8, Zaki Baridwan,BPFE Yogyakarta

       Standar Akuntansi Keuangan, Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI, ED PSAK 19 (revisi 2009) dan ED ISAK 14.
       International Financial Reporting Standards – Certificate Learning Material
                The Institute of Chartered Accountants, England and Wales



A simply me :)